Tulisan ini merupakan tulisan lama yang dipublikasikan melalui social blog di http://isnanto.multiply.com. Sayangnya layanan di Multiply ditutup per Desember 2012, maka sebagian posting yang dipublish di Multiply diimport ke blogger. Namun demikian catatan-catatan diskusi yang terjadi tidak dapat dipindahkan ke layanan blogger. Semoga masih tetap bermanfaat.
PUTRAJAYA - Komunitas internasional seharusnya melakukan boikot terhadap mata uang Amerika Serikat dan produk-produknya. Ini merupakan peringatan bagi AS yang memberi dukungan penuh bagi Israel dalam menyerang Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam konferensi pers mencermati perkembangan konflik Timutr Tengah Senin ini di Putrajaya Malaysia. Dia juga menandaskan boikot merupakan wujud kepedulian setiap orang untuk menyelamatkan Palestina.
"Setiap orang dapat melakukan apa pun dan mereka berkuasa atas hak itu," tegas Mahathir seperti dikutip The Star, Senin (5/1/2009). Dia mencontohkan agar setiap orang tidak lagi membeli minuman ringan produk AS. Negara tidak mungkin memaksa orang untuk berhenti membelinya, namun bisa saja bagi masing-masing individu.
Mahathir menambahkan, jika negara ingin memberli senjata, belilah kepada Rusia. "Boikot ini memerlukan dukungan universal dan tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Malaysia," tandasnya.
"Kita harus membiasakan diri untuk menakut-nakuti AS, meski dimulai dari hal yang kecil," katanya.
Mahathir yang juga pimpinan Kuala Lumpur Foundation for Criminalise War juga menuduh AS dan Inggris harus bertanggung jawab dibalik tewasnya anak-anak dan wanita. "Amerika harus membayar semua ini," pungkasnya.
Mahathir juga berencana menyurati pimpinan beberapa negara untuk mengambil bagian dalam menghentikan serangan militer yang telah banyak membunuh warga sipil itu.
Sumber : www.okezone.comMasih salut sama pemimpin Malaysia, ini bukan kalimat berani pertama yang keluar dari mulit pemimpin malaysia. Mungkin gak yah Indonesia punya keberanian begini, padahal Malaysia juga punya ketergantungan sama Amerika lho... kayak indonesia juga.
4 comments: