28 March 2015

Aplikasi Bridging SIMRS Dengan INACBGs 4.1

Sejak berlakunya JKN yang menggabungkan pembiayaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah mulai dari JAMKESMAS, ASKES, Asabri dan lain-lain menjadi satu memberikan dampak bagi Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK) dalam proses pengajuan klaim. Sisi baiknya menurut saya semua klaim menggunakan model casemix, sehingga tidak perlu memilah-milah pelayanan mana yang dijamin atau tidak. Atau memeriksa apakah biaya melebihi plafon jaminan atau tidak. Sementara bagian tidak enaknya adalah semua klaim harus di entry satu persatu ke aplikasi INACBG yang dibuat oleh Kementerian kesehatan. Dan yang paling menyulitkan adalah penulisan Nomor SEP dan Nomor Peserta karena memiliki deret angka yang panjang. Pada tahap awal implementasi JKN di RS tempat saya, kesalahan terbesar adalah meamsukan No. SEP dan No. Peserta yang hampir mencapai 80%, sehingga tidak lolos purifikasi. Kesulitan lainnya bagi RS yang sudah memiliki SIMRS adalah kesulitan mendapatkan nilai klaim perpasien hasil grouping dari aplikasi INACBG, sehingga proses perhitungan pendapatan dan lain-lain sedikit terhambat.

Sebelumnya pernah di tulis tentang Integrasi Aplikasi INACBG dan RSSEP disini. Meski tulisan tersebut untuk versi 4.0 namun masih berlaku juga untuk versi 4.1.

Beberapa ada yang bertanya apa saja yang dapat dilakukan atau manfaat bridging SIMRS-INACBG? Berikut ini adalah bebrapa manfaatnya.

Pada saat ini RS kami sudah berhasil mengimplementasikan bridging SIMRS dengan 2 sistem terkait lainnya yaitu SIMRS dengan RSSEP, SIMRS dengan INACBG dan RSSEP dengan INACBG. Berikut beberapa fitur aplikasi Bridging yang dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses klaim.

  • Purifikasi dilakukan melalui aplikasi Bridging.

  • Jika SIMRS juga sudah bridgin dengan RSSEP dalam proses pembuatan SEP, maka akan lebih terjamin kebenaran nomor SEP dalam sistem jika dibandingkan dengan entry nomor secara manual. Namun demikian pengecekan ulang tetap dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya perubahan selama proses pelaksanan pelayanan.

  • Pengiriman dilakukan secara masal

  • Dengan dibuatnya aplikasi bridging pelaksanaan grouping dapat dilakukan secara masal untuk periode tertentu, misalnya setiap hari atau dua hari sekali. Misalnya untuk pelayanan rawat jalan, proses grouping dapat dilakukan hari berikutnya atau di akhir hari pelayanan.

  • Pemeriksaan Validasi data sesuai ketentuan INACBG

  • Validasi data yang dimaksud diantaranya adalah Diagnosa utama, Cara Pulang, Berat lahir untuk kasus Bayi, Umur Pasien, Jenis kelamin, tanggal lahir pasien, Length of Stay, Tanggal masuk, tanggal keluar dan lain-lain sesuai mandatory INACBGs.

  • Mendapatkan tarif INACBG baik yang naik kelas ataupun sesuai jatah kelas

  • Proses bridging SIMRS-INACBG memungkinkan SIRS untuk mendapatkan data tarif INACBG langsung dari software INACBG. Data tarif ini dapat digunakan untuk evaluasi klaim, penghitungan pendapatan dan lain-lain sesuai kebutuhan. Dengan adanya tarif ini juga SIMRS dapat langsung menghitung Urun biaya yang harus dibayar oleh pasien jika naik kelas.

  • Memberi peringatan akan adanya Special CMG

  • Apliasi dapat memberi peringatan kepada user jika data pasien tersebut memungkinkan untuk adanya penambahan Spesial CMG. Spesial CMG dapat diketahui jika telah dilakukan grouping. Dengan adanya peringatan ini petugas dapat memeriksa data-datanya kembali. Dengan demikian kemungkinan kerugian akibat tidak diklaimnya spesial cmg dapat diminimalisir.

  • Revisi Data Klaim

  • Biasanya dalam sekali klaim ada beberapa data yang diminta dirubah oleh verifikator. Dengan menggunakan aplikasi ini kita bisa langsung mengetahui data-data yang harus dilakukan revisi secara langsung melalui aplikasi dan langsung melakukan perubahan. Data klaim juga mungkin berbeda dengan data medis sesuai catatan dokter, data klaim dan data catatan medis dapat dipisah.

  • Parsing Data INACBG

  • Setelah dilakukan pengiriman kita dapat melihat langsung atau membuktikan bahwa data telah terkirim ke aplikasi inacbg melalui aplikasi inacbg. Selain itu juga kita dapat melihat secara langusung data dari server inacbg melalui mekanisme parsing. Parsing ini sama persis dengan yang dilakukan oleh aplikasi RSSEP pada saat melakukan purifikasi sebelum dilakukan verifikasi oleh verifikator. Proses purifikasi ini dimungkinkan bagi verifikator yang sudah bridging antara INACBG dan RSSEP.

  • Cetak Data Individual

  • Kita dapat melakukan pencetakan data individual sesuai kebutuhan. Dalam aplikasi inacbg kita harus mencetak data individual satu persatu atau semua. Dengan adanya bridging kita dapat mencetak sesuai kebutuhan, misalnya Severity Level 3 saja, atau SL2 saja atau hanya yang lolos verifikasi dan lain-lain.

  • Evaluasi Klaim

  • Jika dikombinasikan dengan bridging SIMRS-RSSEP kita dapat melakukan pengecekan apakah data yang kita kirim sudah dilakukan proses verifikasi oleh verifikator atau belum. bahkan bisa tahu apakah lolos verifikasi atau tidak. Dengan fitur ini kita bisa tahu jika ada data yang terlewat oleh verifikator. Biasanya yang kita lakukan adalah memeriksa berkas klaim, namun ini akan terhambat jika ada berkas yang hilang atau terselip. Dengan aplikasi ini kita pengecekan kita tidak hanya berdasarkan berkas. Selain itu proses pemmeriksaannya lebih mudah karena dilakuan dengan aplikasi.

  • Evaluasi hasil verifikasi data klaim

  • Fitur ini digunakan untuk memeriksa hasil verifikasi akhir. Sehingga dapat diketahui berapa yang lolos verifikasi dan berapa yang tidak lolos verifikasi. Bahkan jika ada data klaim yang terlewat belum dilakukan verifikasi akan terlihat. Data ini dapat dijadikan pembanding dengan data yang diterima dari verifikator.


    Sebenarnya masih ada beberapa fitur yangdapat dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan masing-masing RS dan kreatifitas pengembang. Semoga tulisan ini dapat dijadikan inspirasi untuk pembuatan aplikasi bridging SIMRS.

    Bagi temen-teman RS yang akan melakukan bridging boleh diskusi disini atau silahkan datang ke RS Tempat saya di sini atau bergabung dengan group SIRS dan Casemix. Terimakasih juga buat temen-temen yang sudah mengembangkan aplikasi bridging bersama saya di RS masing-masing.

11 March 2015

Terima Study Banding Enam Rumah Sakit Provinsi Jawa Tengah

RSUD milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta, RSUD Tugurejo Semarang, RSDJ Dr. RM Soedjarwadi Klaten, RSUD Kelet, RSUD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dan RSDJ Surakarta hari itu ramai-ramai berkunjung ke RSMS yang juga sebenarnya merupakan RSUD milik pemerintah provinsi Jawa Tengah dalam rangka Study Banding perihal sistem informasi rumah sakit terintegrasi. Karena luasnya cakupan sistem yang ditinjau, studi banding 6 Rumah Sakit ini berlangsung selama 2 hari. Gambar diatas adalah suasana saat pemaparan SIMRS di Aula.

Studi banding dimulai dengan pemaparan dari RSMS yang dilakukan oleh wakil direktur umum dan keuangan, kepala bidang penunjang medis, kepala perencanaan dan unit-unit terkait. Setelah pemaparan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab antara peserta dengan RSMS. Puas dengan pemaparan dan diskusi, peserta kemudian diajak meninjau langsungke lapangan untuk melihat langsung proses jalannya SIMRS dalam pelayanan. Namun karena waktu yang sempit akhirnya peninjauan dilanjutkan keesokan harinya.

Study banding dilanjutkan pada hari berikutnya masih peninjauan langsung SIM RS, seperti tentang klaim BPJS yang digunakan. Pada pemrosesan BPJS yang menggunakan sistem integrasi aplikasi SIMRS dengan INA CBG’s dan BPJS dengan sistem bridging. Pada proses top up dijelaskan aplikasi sudah dapat menggambarkan jumlah terklaim, daftar ajuan yang harus dilakukan perbaikan data klaim, jumlah data terklaim dan jumlah data yang tidak terklaim. Gambar disamping adalah saat peninjauan sistem bridging SIMRS- RSSEP - INACBG di Rekam Medik.

RSMS juga mengembangkan Aplikasi E-planning sebagai sarana perencanaan program dan kegiatan tahunan yang berbasis bottom up planning dan mengacu pada Rencana Strategis Rumah Sakit. Setelah diskusi BPJS dilanjutkan dengan diskusi sistem pembagian jasa pelayanan yang digunakan RSMS, terutama cara pembagian hasil klaim dan cara pembagiannya. Dijelaskan sistem pembagian jasa pelayanan yang digunakan dengan aplikasi SIMRS, serta publikasi rincian penerimaan jasa pelayanan yang diterima oleh dokter secara online melalui media internet. Dengan demikian dokter dapat melihat rincian daftar pasien yang dilayani beserta nilai jasa yang diterima oleh dokter tersebut.

Sistem pembagian jasa pelayanan struktural didasarkan pada kinerja pejabat struktural. Penilaian kinerja dilakukan oleh semua pejabat struktural baik atasan, dirinya sendiri, pejabat yang sejajar dan juga dinilai oleh semua bawahannya. Penilaian dilakukan secara langsung menggunakan Aplikasi Penilaian Struktural. Nilai jasa pelayanan pejabat struktural pun dapat dia akses secara online melalui media internet dengan rincian penerimaan secara detail. Gambar disamping saat penjelasan dilapangan tentang komputerisasi sistem pelayanan BPJS Kesehatan mulai dari pendaftaran, pelayanan bridging INACBG, verifikasi sampai perhitungan Jasa Pelayanan secara komputerisasi dan terintegrasi di ruang verifikasi.

Semoga dengan study banding ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan peserta dan meningkatkan pelayanan rumah sakit. Terima kasih juga kepada tim IT RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS). Disamping adalah tim IT RSMS.