Lama rasanya aku tidak berpergian jauh keluar kota, bahkan ke jogjakarta sekalipun. Sebuah kota yang tidak asing untuk siapapun di tanah air ini, padahal dahulu hampir setiap dua pekan aku mengunjungi kota ini setelah sempat tinggal selama beberapa tahun di jogja, hingga akhirnya rela atau tidak rela aku benar-benar harus keluar dari kota yang cukup menyimpan banyak kenangan buatku, sebuah kota perjuangan, sebuah kota pengembangan diri, sebuah kota wisata, belajar dan berkarya.
Lama rasanya aku tidak berpergian jauh keluar kota, bahkan ke jogjakarta sekalipun. Sebuah kota yang tidak asing untuk siapapun di tanah air ini, padahal dahulu hampir setiap dua pekan aku mengunjungi kota ini setelah sempat tinggal selama beberapa tahun di jogja, hingga akhirnya rela atau tidak rela aku benar-benar harus keluar dari kota yang cukup menyimpan banyak kenangan buatku, sebuah kota perjuangan, sebuah kota pengembangan diri, sebuah kota wisata, belajar dan berkarya.
Diakhir hari kerja yang sudah cukup melelahkan aku segera mengurus surat-surat tugas yang diperlukan. Memang tugas keluar kota ini sangat mendadak, sehingga pengurusan suratnyapun terburu-buru, tapi Alhamdulillah dapat selesai jam 14.50, terlambat memang sebab harapan semula aku sudah akan bisa berangkat jam 14.00 sehingga tiba di jogja tidak terlalu malam. walau kenyataanya bis baru berangkat sektar jam 16.30.
Bis yang membawaku ini adalah bis dari perusahaan yang dulu biasa aku gunakan karena memang untuk bis PATAS hanya ada dua operator, dan bis Raharja inilah yang paling banyak. Bis saat ini sudah lebih baik dari dulu, AC lebih lembut tidak lagi menyembur seperti enam bulan yang lalu sehingga tidak terlalu dingin. Aku mulai menata hati dan pikiranku agar bisa lebih santai dan beristirahat, seperti biasanya aku menjadikan masa di perjalanan sebagai waktu beristriahat, karena seperti biasa sampai di jogja pastilah aku tidak bisa langsung beristirahat, padahal hari inipun sudah cukup melelahkan.
Satu jam berselang dalam perjalanan aku mulai merasakan sakit pada perut, melilit. Aku mulai khawatir dengan sakitku ini, biasanya sakit seperti ini efek dari masuk angin. Dulu aku tidak pernah masuk angin dalam perjalanan, setidaknya sampai merasa sakit melilit seprti ini. bahkan perjalanan empat hari pun masih sanggung dengan waktu istirahat hanya diperjalanan sedangkan sisanya penuh dengan aktifitas. Saya lebih khawatir lagi biasanya setelah mencoba mengatur nafas, relaksasi dan sebagainya ujungnya adalah kamar kecil alias toilet atau paling tidak buang angin. Padahal dalam bis tidak ada toilet.
Bagiku ini adalah sebuah kemunduran yang cukup drastis pada daya tahan tubuh. Aku bandingkan dengan keadaan beberapa tahun lalu, sekitar 2 atau 3 tahun bahkan 1 tahun kebelakang. kebetulan aku sering bepergian ke beberapa kota sekaligus dan masih dengan identitasku, hanya menjadikan masa diperjalanan sebagai masa istirahat. Saat itu tidak sedikitpun sakit atau masuk angin bahkan merasa lelah. Tapi kini hanya perjalanan pendek pun sudah mulai tidak tahan.
Apa sih sebenarnya yang sangat berpengaruh dalam penurunan daya tahan tubuh?, pola makan kah?, keseimbangan aktifitas dan istirahatkah?. Tentu aku mengakui bahwa seiring dengan bertambahnya usia, menurun juga kemampuan daya tahan tubuh. Tapi waktu yang terlewati terlalu dengan penurunan daya tahan tubuh ini terlalu tinggi untuk dibuat skala.
25 May 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment