09 December 2008

Akhwat Juga Manusia

Sosok perempuan yang tertutup seluruh auratnya, dengan gaun panjang hingga ujung kaki dengan jilbab yang dipanjangkan hingga ke dadanya. Yang tidak ada selain Allah SWT tuhan mereka dalam pikiran dan hatinya. Manusia yang tidak memiliki sedikitpun nafsu dalam hatinya kecuali cinta terhadap tuhan mereka. Tak satu langkahpun tergerak kecuali untuk menuju Allah tuhan mereka. Tak satu katapun terucap dari bibir mereka kecuali memberikan manfaat atau ajakan menuju kepada tuhan mereka. Itulah gambaran suci seorang akhwat dalam pandanganku ketika itu.

Entah darimana pandangan seperti itu muncul, namun bagiku akhwat adalah asset umat yang perlu dijaga “kelestariannya” dan dilindungi eksistensinya bahkan kalau perlu (dan memang perlu) “dikembangbiakan”. Suatu ketika pernah tinggal ditempat yang masyarakatnya kurang greget dengan agama, agama hanyalah ada dalam KTP, nyaris tidak ada kegiatan keagamaan di tempat itu, jamaah shalat sepi, bahkan shalat maghrib yang biasanya jumlah jamaahnya terbanyak pun ternyata hanya beberapa saja. Padahal menurut data mayoritas adalah muslim. Suatu ketika aku melihat akhwat melintas dan saat itulah aku yakin masih ada orang yang “benar-benar muslim” meski aku belum mengenalnya. Dan ternyata benar ada satu keluarga yang masih dengan sabar mengajak masyarakatnya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Alhamdulillah lingkungan itu kini lebih agamis.

Mungkin kebetulan juga, akhwat yang kulihat atau kukenal adalah aktifis dalam organisasi keagamaan atau sosial. Mereka yang selalu sibuk berdakwah, sibuk dengan kuliah atau kesibukan lainnya yang bermanfaat. Makanya…. Akhwat itu begitu sempurna.

Pacaran adalah pantangan terbesar bagi mereka, mereka akan diam kalau diajak bicara soal pacaran, dan akan marah kalau diajak pacaran, bahkan bisa gak mau kenal lagi. Tapi Alhamdulillah belum pernah punya pengalaman kayak gitu.

Kecewa hati ini kalau ada perempuan bermanja-manja dengan lelaki yang bukan muhrimnya ditempat umum. Aduh…. Malu-maluin banget. Pernah juga punya temen yang dengan terang-terangan mengaku sebagai buaya, bahkan membanggakan "buayanya" itu. Entah berapa perempuan berjatuhan menjadi korbannya. Dengan lancarnya dia mengeksplorasi perempuan, siapa perempuan, apa dan bagaimana makhluk bernama perempuan. Dan nampaknya memang dia mengenal betul makhluk bernama perempuan. Namun inti dari semuanya adalah bahwa titik sentuh perempuan ada pada hatinya. Rasa nyaman laksana tali yang diikatkan pada hidung kerbau yang membuatnya menurut.

Sifat individu beberapa teman akhwat, pengalaman teman-teman dalam mengenal akhwat menyeimbangkan pandanganku tentang akhwat. Yah… bagaimanapun akhwat adalah manusia biasa, makhluk Allah yang diberi nafsu sehingga mungkin saja berbuat salah. Nafsu adalah tantangan terberat bagi siapapun tak terkecuali buat akhwat.

Beberapa hari terakhir aku melihat satus YM seorang akhwat selalu berubah-ubah. Kalo dilihat dari kalimatnya nampaknya dia sedang jatuh cinta. yah... kalau mendengar atau melihat seorang akhwat yang sedang jatuh cinta begini, aku hanya bisa berdo’a Semoga Allah meluruskan jalan cintanya, mensucikan hati dan perbuatan cintanya, dan semoga Allah mengankat derajatnya dengan cintanya itu.

2 comments:

  1. Pertamax...kang....

    Hmm lebih sneng lagi akhwat nya jatuh cinta karo inyong...hehehhe...

    ReplyDelete